Soal-soal USBN bahasa Indonesia SMA dan kunci jawabannya tulisan ini, berisikan materi USBN tahun sebelumnya. Tentunya, sangat tepat sekali untuk dijadikan sebagai prediksi maupun referensi sumber pembelajaran, sebelum menghadapi USP/USBN B. Indonesia tahun 2020/2021 ini. Karena memang sesuai dengan kisi-kisi yang ada, dan biasanya soal-soal yang keluar tiap tahunnya, tidak jauh dari tahun-tahun sebelumnya. Kurikulum yang digunakan pada soal USBN tahun 2017/2018 ini, merupakan kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
Baca juga: 20 Soal Latihan UNBK Bahasa Indonesia SMA dan Jawabannya dan yang terbaru untuk persiapan UN 2019/2020 Rangkuman Materi UN/UNKB Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK: Contoh Soal dan Pembahasan Per SKL
Lanjut ke pembahasan Ujian Sekolah…..Berikut, soal USBN B. Indonesia kelas xii beserta jawaban
1. Bacalah penggalan novel berikut!
Betapa kecewanya Aminudin ketika tahu bahwa gadis yang dipinangkan oleh ayahnya ternyata bukan Mariamin. Namun, agar ayahnya tidak malu, Aminudin terpaksa menerima gadis itu. Tahu Aminudin dijodohkan dengan gadis lain, Mariamin pingsan dan jatuh sakit hingga beberapa hari. Setelah Aminudin menikah hidupnya bukannya menjadi senang, bahkan makin menderita hingga akhirnya meninggal.
Berdasarkan temanya, cuplikan cerita di atas termasuk karya sastra periode….
A. 1920-an (Balai Pustaka)
B. 1930-an (Pujangga Baru)
C. 1945 (Angkatan 45)
D. 1966
E. 1970-an
Jawaban: E
2. Cermati Kutipan Cerita berikut!
Hari bergulir ke Maghrib. Dan si nenek masih saja di tempat semula, nyaris tak beranjak, memunguti dedaunan yang selalu saja berguguran di halaman. Tubuh tuanya yang kusut basah oleh keringat. Napasnya terengah-engah. Ketiga orang itu tak bisa berbuat lain, kecuali menjaganya. Ketika maghrib tiba, dan orang-orang melakukan sembahyang, si nenek masih saja memunguti dedaunan.
”Siapa dia?” bisik salah seorang jemaah kepada temannya, ketika mereka meninggalkan masjid. Tentu saja tak ada jawaban, selain ”entah”.
”Nek, istirahatlah… ini sudah malam.”
”Kalau Bapak mau pulang, silakan saja… biarkan saya di sini dan melakukan ini semua.”
”Nek, mengapa nenek menyiksa diri seperti ini?”
”Tidak. Saya tidak menyiksa diri. Ini… mungkin bahkan belum cukup untuk sebuah ampunan,” ucapnya sambil menghapus air matanya.
Haji Brahim terdiam. Mencoba mereka-reka apa yang telah diperbuat si nenek di masa lalunya.
Lama setelah kisah itu sampai kepadaku, aku tercenung. Rupanya, menurut Haji Brahim kepadaku, nenek itu hadir mungkin sebagai contoh. ”Mungkin juga dia memang berdosa besar—sesuai pengakuannya kepada saya,” ucap Haji Brahim kepadaku beberapa waktu lalu. ”Dan… dia melakukan semacam istighfar dengan mengumpulkan sebanyak mungkin daun yang ada di halaman, mungkin begitu… saya tak yakin. Yang jelas, mata kami jadi terbuka. Sekarang masjid kami cukup ramai.”
Pasti banyak yang mau menyapu halaman,” godaku.
”Iya… ha-ha-ha… benar.”
”Memangnya bisa begitu, Ji?”
”Maksudnya, ampunan Allah? Ya, saya yakin bisa saja. Allah Maha Berkehendak, apa pun jika Dia berkenan, masak tidak dikabulkan?” ucap Haji Brahim tenang.
Aku terdiam. Kubayangkan dedaunan itu, yang jumlahnya mungkin ribuan helai itu, melayang ke hadirat Allah, membawa goresan permohonan ampun.Shalawat Dedaunan karya Yanusa Nugroho
Mengapa nenek tua itu bersikeras ingin membersihkan halaman masjid dengan mengambil daun yang berguguran satu per satu?
A. Karena ingin memberikan pelajaran kepada pengurus masjid agar mereka membersihkan halaman masjid.
B. Karena ingin melakukan perbuatan baik untuk sesama yang ada di sekitarnya.
C. Karena melakukan istighfar untuk memohon ampunan dari Allah atas dosa-dosanya.
D. Karena nenek itu seorang yang sangat berdosa kepada Allah.
E. Karena ingin menyiksa diri untuk melupakan kesedihan akibat dosa-dosanya.
Jawaban: C
3. Cermati Kutipan Berikut!
Beliau adalah salah satu pengarang yang paling produktif pada masa Angkatan Balai Pustaka. Beliau lahir sebagai laki-laki berdarah Minang di Sunga Batang pada 3 November 1893 dan meninggal di Jakarta. Salah satu romannya yang sangat terkenal menggambarkan tentang kehidupan sebuah keluarga berdarah bangsawan yang ingin hidup mewah. Namun, sayangnya keinginan tersebut tidak bisa terpenuhi bahkan tokoh utama cerita menemui ajalnya dalam pencarian hidupnya.
Judul roman tersebut adalah ….
A. Marah Rusli – Salah Pilih
B. Nur Sutan Iskandar – Katak Hendak Jadi Lembu
C.Tulis Sutan Sati – Pengalaman Masa Kecil
D. Aman Datuk Madjoindo – Tuba Dibalas Dengan Susu
E. Merari Siregar – Karena Mentua
Jawaban: B
4. Perhatikan cuplikan karya sastra berikut ini!
Menitik air mata anak sunatan itu ketika jarum bius yang pertama menusuk kulit yang segera akan dipotong. Lambat-lambat obat bius yang didesakkan dokter spesialis dari dalam tabung injeksi menggembung di sana. Dan anak sunatan itu menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan sakit yang perih, sementara dagunya ditarik ke atas oleh pakciknya, agar ia tidak melihat kecekatan tangan dokter spesialis itu menukar-nukar alat bedah yang sudah begitu sering dipraktikkan. Kemudian kecemasan makin jelas tergores di wajah anak sunatan itu.Ia mulai gelisah.
Di sekeliling pembaringan ─ dalam cemas yang mendalam─ satu rumpun keluarga anak sunatan itu terus menancapkan mata mereka kearah yang sama; keseluruhannya tidak beda sebuah lingkaran di mana dokter anak lelaki itu sebagai sumbu. Mereka semua masih bermata redup. Kelelahan semalam suntuk melayani tetamu yang membanjiri tiga teratak di depan rumah, belum hilang dalam masa sesingkat itu.
PanggilanRasulKarya: HamzadRangkuti
A. Menitikkan air mataketikamerasasakit.
B. Adanya sunatan bagi anak lelaki.
C. Tukar-menukar alat bedah .
D. Satu rumpun keluarga menyaksikan sunatan
E. Membentuk lingkaran dengan satu sumbu
Jawaban: B
Perhatikan Puisi dan Pantun berikut, untuk soal no 5-6!